SELF-IMAGE (by Ed.Cole “On Becoming a Real Man”)..

SELF-IMAGE (by Ed.Cole “On Becoming a Real Man”)

Prinsip psikologi yang merasuki kebudayaan masyarakat dewasa mengatakan : “Tampilkanlah diri anda semenarik mungkin dan orang akan menghargai anda, tanpa mempedulikan karakter anda yang sesungguhnya”

Akibat prinsip ini terjadi krisis yang melanda kaum pria saat ini yang terlalu berlebihan dalam menghargai penampilan dan kemampuan lahiriah seseorang tanpa melihat kemampuan batiniahnya.

Tidak sedikit pria yang berprofesi sebagai atlet-atlet professional  termakan oleh prinsip ini. Di kampus tempat mereka seharusnya menuntut ilmu, mereka hanya berlenggak-lenggok ke sana kemari, namun mereka dielu-elukan, menerima berbagai kemudahan dan dihargai karena adanya BAKAT yang mereka miliki itu, bukan karena KEPRIBADIAN mereka. Akibatnya, pada saat mereka memasuki dunia olahraga professional yang penuh persaingan dan tekanan itu, mereka tidak memiliki bekal kepribadian yang cukup untuk menghadapi berbagai kesukaran, tekanan dan godaan yang menghadang mereka, sehingga kemudian mereka melarikan diri kepada obat-obatan terlarang, minuman keras, perjudian, kekerasan dan hubungan seks bebas untuk mendapatkan kesengangan, kekuatan dan penghiburan agar terlepas dari bermacam-macam tekanan dan kekhawatiran yang menghantui mereka. Banyak diantara mereka yang akhirnya kecanduan hal-hal yang tidak benar itu dan beberapa diantaranya bahkan tidak dapat lagi melanjutkan karier mereka sebagai atlet. Sebaliknya, atlet-atlet yang hebat namanya dikenang terus sepanjang masa karena kedermawanan mereka dan sikap serta integritas mereka yang luar biasa sebagai seorang warganegara.

“KETENARAN DAPAT DATANG SEKEJAP, TETAPI KEMULIAAN DATANG MELALUI PERJUANGAN PANJANG”

Hakekat jati diri pria yang sesungguhnya TIDAK TERLETAK pada PENAMPILAN seorang pria atau pada APA YANG DILAKUKANNYA, tetapi pada KEBERADAAN dirinya.

Untuk melihat keberadaan diri seseorang kita harus belajar dari sang Pencipta kita melalui Yesus Kristus, satu-satunya Pria yang pernah hidup tepat sesuai dan KEHENDAK dan TUJUAN Allah yang mengutus diri-Nya sebagai manusia. Jadi Keberadaan/jati diri seseorang bukan ditentukan dari gagasan-gagasan yang berasal dari film, majalah dan para penasehat yang tidak mengenal Allah.

Manusia sering melakukan sesuatu berdasarkan apa yang mereka pandang penting (yang dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang keliru)di dunia ini, meskipun belum tentu pandangan mereka benar.. Amsal 23 : 7 menegaskan hal tersebut : “Sebab sebagaimana seseorang berpikir di dalam hatinya, demikianlah ia” (terjemahan bebas dari versi Bahasa Inggris).

Akhirnya pola tingkah laku kaum pria dewasa ini (baik positif maupun negative) banyak dipengaruhi oleh pandangan mereka tentang jati diri pria yang mereka peroleh dari para tokoh masyarakat, entah itu tokoh yang baik maupun yang buruk.

Pria sejati (jati diri yang benar) bukanlah hasil yang dapat diperoleh melalui luapan emosi sesaat belaka. Selain itu kesejatian seorang pria juga tidak terletak pada kegagahan, ketampanan lahiriahnya. Juga tidak pada kepribadian, talenta, kecerdasan, penampilan ataupun profesi yang dimiliki seorang pria.

Sejati tidaknya seorang pria ditentukan oleh HATINYA atau “manusia batiniah”nya, KARAKTER MORALNYA yaitu “manusia sejati” dalam diri seseorang yang meskipun disembunyikan di balik berbagai selubung lahirian, pada waktu-waktu tertentu tetap akan dapat terlihat oleh orang lain.

Tingkat moral yang tinggi tidak dapat dicapai hanya dengan pengetahuan otak atau kemampuan mengendalikan emosi. Untuk mendapatkan kedewasaan moral, UNSUR-UNSUR Batiniah kita harus terus menerus dikembangkan, dimurnikan dan diubahkan. Unsur-unsur batiniah inilah yang MENENTUKAN kualitas kehidupan yang sebenarnya.

Jadi, mutu kehidupan manusia itu tidak ditentukan oleh KEADAAN LAHIRIAHNYA, tetapi oleh SIFAT-SIFAT BATINIAHNYA.  Seperti sebuah sparepart mesin diesel, mutunya ditentukan oleh kualitas dan buatan seorang ahli, dan bukan ditentukan oleh kemasan/bungkusnya yang diperindah sedemikian rupa.

Bagaimana dengan anda ????

One thought on “SELF-IMAGE (by Ed.Cole “On Becoming a Real Man”)..

  1. bagus memang demikian adanya manusia memandang dari fisik lahiriyahnya, Tuhan melihat hati Manusia. Manusia terjebak dengan apa yang dikatakan orang, apa kata hatinya tidak melhat/memandang apa kata Tuhan

Leave a reply to beng wandray Cancel reply